Normalisasi dan Naturalisasi Sungai.

Normalisasi VS Naturalisasi sungai. Beberapa hari lalu saya menonton Video pak Anis memberi penjelasan tentang program Naturalisasi yang ingin beliau terapkan sebagai upaya menanggulangi banjir. Beliau lebih memilih melakukan naturalisasi karena menurut beliau lebih ramah lingkungan ( Environmetal friendly) dan Indah dipandang.

Lalu neizen mulai membandingkan Normalisasi vs Naturalisasi. Sebenarnya, normalisasi tidak bisa di bandingkan dengan naturalisasi. Karena menurut saya, naturalisasi adalah tahap akhir dari proses normalisasi.

Normalisasi atau yg disebut pak Anis dengan istilah betonisasi adalah sebuah program penanggulangan banjir yang populer dan sudah di kerjakan di zaman Ahok.



Pak Anis mengesampingkan program normalisasi dan muncul dengan ide naturalisasi. Dari PUB Singapur, saya mendapat penjelasan bahwa yang disebut sebagai naturalisasi itu merupakan bagian (sub program) dari normalisasi. Tapi entah mengapa, pak Anis menjabarkan program Naturalisasi sedemikian rupa sehingga kelihatan sebagai sesuatu yg sama sekali berbeda dengan Normalisasi tapi memiliki tujuan yang sama yaitu mencegah banjir.

Padahal sebenarnya Normalisasi dan Naturalisasi memiliki proses dan tujuan berbeda.

πŸ‘‰Normalisasi tujuannya adalah membuang air secepat mungkin kelaut.

Tahapan prosesnya:

  1. Membersihkan sampah yang mengotori sungai
  2. Mengeruk endapan lumpur di badan sungai agar sungai menjadi lebih dalam & lebih lebar dan mampu menampung debit air yang lebih banyak.
  3. Membangun dinding sungai dengan turap beton agar tidak longsor.

πŸ‘‰Naturalisasi ala pak Anis tujuannya  mengembalikan bentuk sungai ke kondisi semula untuk memperbaiki ekosistem agar bisa menyerap air hujan sebanyak mungkin dan mencegah banjir.

Tahapan prosesnya menurut pak Anis:

  1. Membuat bronjong batu kali di dinding sungai sebagai turap untuk mencegah longsor.
  2. Menanami bantaran sungai dan sungai dengan berbagai jenis tanaman sebagai habitat ekosistem sungai dab untuk mempercepat penyerapan air kedalam tanah. 

Ketika hujan turun dengan deras, maka:
✅Normalisasi: akan mengalirkan air secepatnya kelaut
☑️Naturalisasi: aliran air kelaut akan berjalan lambat karena adanya vegetasi sungai.

Beberapa tahun yang lalu saya pernah mengunjungi teman di Singapur dan berjalan-jalan di sebuah taman yang ada di tepi sunggai kallang. Taman tepi sungai itu adalah bagian sungai Kallang yang sudah di naturalisasi setelah di normalisasi. Sehingga memiliki pemandangan tepi sungai yang sangat bagus. Sungainya lebar dan dalam seperti danau dan air mengalir lancar tanpa hambatan. Karena sungai bersih dari sampah dan vegetasi sungai yang mengganggu. 

Sungai kallang adalah contoh sukses proses normalisasi sungai  yang mampu menanggulangi banjir.
Kenapa saya sebut menanggulangi?? Karena meski sudah ada normalisasi sungai Kallang, di beberapa titik di Singapura, banjir tetap terjadi jika curah hujan tinggi. Tapi banjir tidak berlangsung lama, dalam hitungan menit akan kembali surut...

Saya optimis, jika pak Anis menjalankan program naturalisasi sungai seperti yang dilakukan Singapur (yaiu melakukan Normalisasi dulu) maka banjir yang melanda Jakarta bisa di tanggulangi dengan cepat.

Pertanyaan saya:
Sudah berapa sungai yang telah di“naturalisasi” oleh pemda DKI? #seriusnanya

Tambahkan Komentar Sembunyikan

more Quotes