Life's Story

#beyond  #mirrorstory

Ini kisah nyata...
Suatu masa dulu, selain bekerja sebagai buruh (karyawan yang di gaji), di waktu luang saya juga bekerja sebagai Ghostwriter di sebuah blog.

Blog itu di kelola secara profesional oleh seorang teman yang berprofesi sebagai webmaster. Ada editor yang khusus mengedit tulisan untuk memastikan ejaannya sesuai EYD dan tidak ada typo. Sehingga sebagai penulis kami hanya fokus menulis, menuangkan ide dan gagasan dalam artikel-artikel tanpa nama tapi harus original. Semua penghasilan bersih dari blog itu di bagi 3 sama rata. 1 bagian untuk webmaster, 1 bagian untuk tim editor dan 1 bagian untuk tim penulis.

Setelah penghasilan dari menulis di blog mendekati 2 digit perbulan, saya memutuskan untuk pensiun dini dan pulang kampung.

Tinggal di kampung sebagai pengangguran, banyak suka dukanya. Tapi di jalani aja.

10 tahun yang lalu belum banyak yang tahu kalau menulis di blog bisa menghasilkan uang. Jadi kalau ada yang tanya apa pekerjaan saya dan saya jawab penulis blog, mereka akan mencibir.

Bahkan ada yang menawari saya pekerjaan sebagai penjaga toko karena dipikirnya saya pengangguran yang butuh pekerjaan.

Setelah 1 tahun tinggal dikampung, akhirnya tanpa sengaja saya dikenal orang sebagai salah satu admin disebuah FP Sinopsis.

Dulu penulis sinopsis  tidak sebanyak sekarang. Dari hasil  menulis sinopsis itu saya bisa membangun rumah mungil 2 lantai, membeli kendaraan roda 2, dan tabungan diatas 3 digit.

Disetiap tulisan, saya tidak pernah mencantumkan nama. Namanya juga ghostwriter kan..

Fp yang kami kelola, banyak followernya. Saya mulai sedikit membuka diri dan berinteraksi di medsos. Diantaranya menerima pertemanan dari orang tidak di kenal tapi terkenal karena tulisannya.

Followernya sangat banyak. Sehingga setiap tulisan yang dia tulis  dilike oleh banyak orang. Selain punya follower, dia juga punya hater. Resiko jadi penulis medsos ya begitu. Banyak follower dan punya hater.

Karena sering chat, saya tahu bahwa hidupnya masih nomaden. Belum punya rumah, sering berpindah dari satu kontrakan ke kontrakan lainya bahkan seringkali dia bilang dia numpang tinggal di rumah teman.

Dengan itikad baik, saya memberitahu dia bahwa dari tulisan yang kita tulis di blog kita bisa mendapat penghasilan dari iklan. Dia bilang kalau dia tidak butuh iklan, karena tulisannya sudah di hargai orang sangat mahal. Untuk 1 artikel dia kadang di bayar 1-2 juta.

Lalu saya beritahu dia sedikit kenyataan bahwa menjadi blogger juga bisa sukses. Saya mencontohkan diri saya sendiri. Maksud saya agar dia tertarik mengikuti saran saya dan menuai sukses, bukan hanya lewat nama tapi juga secara finansial.

Tapi entah mengapa tak lama setelah itu, dia menulis artikel tentang saya dengan judul "Penulis tidak terkenal  yang mengaku sebagai blogger sukses."

Dhuaaar...!!

Untungnya saya terkenal sebagai orang yang selalu positif thinking. Jadi reaksi saya biasa saja...

Itu dulu, ketika dunia blogging masih naik daun. Sekarang blog sudah agak di tinggalkan, para #master sudah berpindah menjadi content creator di youtube.

Beberapa waktu lalu, saya mendengar dia masih bekerja sebegai penulis lepas di sebuah surat kabar. Tulisan-tulisannya sangat logik dan enak dibaca.

Sementara sekarang saya sudah berhenti menulis di blog dan sedang menikmati sensasi jadi petani & peternak untuk mencari kesibukan. Karena waktu luang saya sangat banyak...

Dan saat ini, saya sedang membaca tulisan teman saya yang seorang penukis terkenal itu tentang polemik "selamat natal" sambil tiduran di sofa. Sesekali saya tertawa membaca komentar-komentar kritis pembacanya....

Tambahkan Komentar Sembunyikan

more Quotes