Aku dan Efek samping Terapi Jus Pare

Aku dan Efek samping Terapi Jus Pare.  ME & #juspare #truestory #ningsihtinampipandaan

Anda pasti tidak percaya kalau saya bilang, nyeri perut di sebelah kiri bawah (nyeri seperti ditusuk-tusuk, diduga #Infeksi Kandung Kemih) lenyap setelah minum jus pare. Tapi ini kenyataannya. Saya mengalaminya sendiri. Ceritanya begini....

2 minggu yang lalu, sehari setelah melakukan perjalanan jauh diatas mobil (5 jam dari rumah) aku mengalami sakit perut di bagian kiri bawah. Feelingku, karena aku kurang minum selama di perjalanan dan menahan buang air kecil. Rasanya nyeri dan seperti di tusuk-tusuk dari dalam. Tapi jika di sentuh, tidak ada rasa sakit. Tapi nyeri itu ada dan rasanya ya di sekitar tempat yang kusentuh itu. Tapi kalau disentuh atau ditekan tidak sakit. Aneh kan?


Setiap rasa sakit menyerang, aku minum ibupropen (obat penghilang rasa nyeri) yang memang selalu kusediakan di kotak obat sebagai persiapan kalau tiba waktu datang bulan (aku salah satu dari sekian banyak yang kalau datang bulan selalu kesakitan). Karena sudah 3 hari rasa sakit terus menerus kambuh lagi, akhirnya aku menelpon temanku yang dokter dan bertanya tentang kemungkinan penyakit apa yang menyerang dengan gejala yang kualami. Dia bertanya apakah bekerja terlalu keras dan lupa minum air? Aku jawab tidak. Tapi kujelaskan kalau aku baru pulang dari perjalanan jauh, yang membuatku kurang minum (males minum) dan menahan buang air kecil selama di perjalanan.

Dari gejala yang kusebutkan, dia menduga kalau diriku terkena infeksi kandung kemih. Dia menyuruhku datang ke klinik untuk  memeriksakan diri. Bertemu dokter, bukan options bagiku. Aku tidak suka bertemu dokter, apalagi kalau sampai harus melakukan tes kesehatan. Karena itu, meski mengiyakan sarannya, tapi aku tidak pergi ke klinik seperti yang di suruhnya. Alhasil rasa sakit itu terus mendera.

Seperti biasa setiap terbangun malam, aku selalu menyempatkan diri nonton video livenya bu #ningsihtinampi di youtube. Saat itu beliau sedang menyarankan pasiennya yang kena kanker agar mengkonsumsi jus pare. Sejak 5 bulan lalu, saat mengobati #ClaraAgataAngeline Bu Ning (panggilan Ningsih Tinampi) sudah menyarankan pasien-pasiennya untuk mulai mengkonsumsi jus pare. Apapun penyakitnya, konsumsi jus pare dulu sambil menunggu panggilan. Siapa tahu setelah minum jus pare sakitnya sembuh, jadi mereka tidak perlu lagi datang berobat ke Pandaan.

3 bulan lalu. Tanpa merasakan sakit apapun aku minum jus pare. Niatnya hanya untuk melihat bagaimana reaksi tubuh setelah minum jus pare. Karena kata bu Ning, jika ada penyakit dalam diri, maka akan muncul gejala-gejala sebagai akibat daari efek samping jus pare tersebut. Alhamdulillah setelah minum jus pare, tidak muncul gejala apapun. Tubuhku biasa-biasa saja.

Mengingat pengalaman itu, esok harinya aku memutuskan untuk minum jus pare lagi. Siapa tahu bisa menyembuhkan rasa nyeri diperutku. Karena sibuk, aku baru sempat membuat jus pare sore hari setelah Ashar.

Karena malas mencuci blender, aku memutuskan untuk mengiris tipi-tipis 1 buah pare kampung yang kecil yang terkenal sangat pahit, memasukannya dalam gelas besar lalu menyiramnya dengan air mendidih. Lalu kudiamkan selama 15 menit. Setelah tidak terlalu panas, tapi diatasnya hangat, aku minum air rendaman irisan pare itu. Rasanya pahit sekali. Tapi demi keinginan untuk sembuh, aku meneguknya 3/4 dan menyisakan 1/4nya.

Seperti petunjuk bu Ningsih, sebelum minum bacakan Al Fatihah dulu 3 kali lalu berdoa mohon kesembuhan pada Allah. Dan ketika mau minum jangan lupa baca bismilah. Aku melakukan persis sesuai dengan petunjuk itu. Tidak kurang, tidak lebih.

Karena sudah pernah minum jus pare sebelumnya dan tidak ada gejala apa-apa, aku ya nyantai aja. Ku pikir semua pasti akan sama seperti waktu itu. Habis minum jus pare tidak terjadi apa-apa.

Tapi ternyata dugaanku salah. Sekitar sejam atau dua jam (aku lupa) setelah minum jus pare (pokoknya sehabis sholat maghrib), tubuhku basah oleh keringat. padahal di luar sedang hujan deras. Mata mengantuk berat. Karena belum sholat isya, aku tahan kantukku sambil tiduran di sofa.

Belum lama berbaring, kurasakan kepalaku nyut-nyutan tepat di ubun-ubun. Rasanya seperi batok kepalaku itu lunak karena habis kejeduk atau bagaimana. Tapi saat kusentuh tidak ada apa-apa. Batok kepalaku masih keras seperti biasa. Hanya rasanya saja yang seperti lunak dan nyut-nyutan. Tak tahan menahan sakit double, (sakit perut dan sakit kepala) aku berniat minum parasetamol, tapi mengingat baru saja minum jus pare, niat itu ku urungkan. Takut ada efek samping. Sebisa mungkin kutahan rasa sakit itu. Sampai tiba waktu Isya.

Begitu selesai sholat Isya, aku segera naik ketempat tidur. Aku berharap, begitu aku tertidur, rasa sakit itu akan hilang. Tapi sekali lagi dugaanku salah. Aku memang tertidur karena sangat ngantuk. Tapi rasa sakit itu tetap terasa, bahkan terbawa dalam mimpi. Jadi tidurku tidak nyenyak. Sebentar-bentar terbangun.

Tepat tengah malam, karena sudah tidak kuat lagi, aku langsung menghidupkan Ruqyah Syar'i Mp4 yang ada di hpku. Sambil memejamkan mata menahan nyeri, aku ikut membaca ayat-ayat Ruqyah Syar'i itu dalam hati. Sampai aku tertidur kembali dan terbangun saat Adzan Subuh.

Saat bangun hendak sholat subuh. Rasa sakit di perutku sudah agak berkurang.  Tapi rasa sakit dikepala masih terasa. Aku coba menahannya. Padahal sakit sekali. Dalam hati aku menduga-duga, apakah aku mengalami komplikasi?

Untuk mengabaikan rasa sakit itu, aku mencoba mengerjakan pekerjaan rumah. Seperti menyapu, cuci piring, setrika pakaian dan lain-lain. Tapi sakit kepala tak mau hilang. Saat setrika pakaiam karena sakitnya tak mau hilang, aku memutuskan untuk meruqyah diriku sendiri.

Ruqyah mandiri itu kulakukan dengan membaca Al fatihah, 5 ayat pertama Al Baqarah, Al ikhlas, Al Alaq, An-Nas dan kututup dengan ayat kursi. Setelah itu ku hembuskan nafas ke telapak tanganku dan mengusapkannya ke kepala 3 kali. Alhamdulillah, sakitnya berkurang sedikit tapi tidak hilang.

Sepanjang hari itu, meski kesakitan, aku tetap mengerjakan hobbyku seperti biasa, pergi melihat kebun, panen rumput Odot untuk mbek kesayangan dan bersenda gurau dengan keponakan.  Sedapat mungkin aku tidak menampakan rasa sakit yang kuderita, karena aku tidak ingin keluargaku cemas dan menyuruhku pergi kedokter.

Sore harinya, rasa sakit di perutku benar-benar lenyap. Tapi kepala masih nyut-nyutan. Aku kembali membuat jus pare panas dan meminumnya. Gejala seperti malam sebelumnya terulang lagi. Berkeringat, ngantuk tapi kepala tidak lagi sesakit waktu itu. Memang masih nyut-nyut an, dan kepala masih terasa lunak (padahal keras). Tapi tidak sesakit kemarin.

Menjelang pagi, sakitku berkurang. Hari itu aku memutuskan diam di rumah, tidak kemana-mana. Aku menghabiskan waktuku di depan lappy menulis #mirrorstory berjudul DALAM BALUTAN ROK PENDEK. Tulisan pertamaku setelah sekian lama tidak menulis di #KBM.

Siangnya, setelah lelah kelamaan di depan lappy, aku tertidur di sofa. Dan ketika bangun semua rasa sakit lenyap. Sakit perut lenyap, sakit kepala lenyap. Aku senang dan berhenti minum jus pare setelah minum sehari sekali selama 2 hari.

Sampai tulisan ini kubuat, sudah 5 hari aku tiada rasa sakit lagi. Semoga aku benar-benar sembuh dengan kesembuhan yang tidak menimbulkan rasa sakit. Aamiin.

So man-teman, yang ingin mencoba terapi jus pare, silahkan dicoba....
Tapi waspadalah terhadap gejala efek sampingnya...  karena efek samping jus pare panas yang dirasakan masing-masing individu tidak sama. Ada yang mual, muntah, buang air besar, vertigo, dll.

Tambahkan Komentar Sembunyikan

more Quotes