#mirrorstory
Dia dulu selingkuhanku. Wanita yang duduk di meja paling ujung itu, yang sibuk dengan 2 anaknya yang rewel ~1 minta makan dan 1 minta nenen~ adalah mantan selingkuhanku.
Dulu dia sangat cantik, energik dan semangatnya berapi-api. Dimanapun berada selalu menjadi pusat perhatian orang. Gayanya yang gemulai dan manja membuat pria-pria terpesona.
Sekarang pun, aku masih bisa melihat binar-binar semangat di matanya, meski tak semembara dulu.
Kecantikannya belum begitu memudar. Tapi tubuh langsingnya kini telah melar, membesar.
Mata lelahnya terpancar nyata. Tapi tawa dan sense of humor yang menjadi daya tariknya dan yang dulu membuat aku jatuh cinta masih lekat di sana. Tak luntur dimakan usia.
Ingin aku mendekatinya dan berkata betapa aku sangat mencintainya...
Dulu...
Sekarang...
Dan sampai bila-bila masa..
Tapi alam bawah sadarku mencegah. Jika aku menghampirinya, pemandangan menakjubkan ini akan lenyap. Kericuhan akan terjadi...
Aku yakin sekali...
Karena itu, kuputuskan untuk tetap berada di posisiku saat ini, sekuat ya kumampu. Mengamatinya dari jauh. Semoga dia tidak menyadari keberadaanku...
Memandangnya seperti ini, membuatku terkenang masa lalu. ketika pertama mengenalnya...
Saat itu, dia baru putus dari pria yang dipacarinya selama 12 tahun. Dan aku masih menjalin hubungan dengan seorang gadis.
Kecantikannya membuatku terpesona. Sense of humornya membuatku jatuh cinta. Lalu dengan berbagai cara aku mencari alasan untuk mendekatinya. Mengajaknya jalan, makan-makan, atau nonton film di bioskop kesayangan.
Bersama dengannya membuatku lupa kalu aku masih terikat janji setia dengan wanita lain. Meski cintaku sebagian sudah berpindah, tapi sayangku masih ada untuk kekasih lama.
Untuk meninggalkan kekasih lama aku tidak tega, akhirnya kuputuskan untuk selingkuh saja.
Entah bagaimana caranya, dia, selingkuhanku itu tahu kalau aku masih punya pacar. Dia marah, sedih dan kecewa. Saat itu juga dia minta putus dariku. Bukan karena dia tidak mencintai aku, tapi karena dia tak mau menyakiti hati sesamanya.
Aku membujuknya dengan berkata kalau aku sangat mencintainya.
Tapi jawabannya menampar kehormatanku sebagai seorang pria..
"Aku mencari pria yg serius yang bisa kujadikan imam dalam hidupku. Kalau kamu masih suka kesana-kesini, main-main dengan perasaan orang, kamu bukan pria yang kuharapkan. Aku mencari pria yang setia yang bisa membimbingku dunia akhirat.."
Mendengar ucapannya, hatiku langsung terpecut. 7 hari 7 malam aku merenung. Berpikir dan menimbang. Hingga akhirnya aku sampai pada satu keputusan....
Kutemui kekasih lama ku. Kuajak dia menikah tahun itu juga sebagai itikad baik untuk menunjukan keseriusanku. Tapi dia menolak. Dia bilang belum siap dan belum terpikir untuk berumah tangga.
Aku membujuknya. Tapi dia tetap pada keputusannya, belum ingin berumah tangga. Akhirnya kami sepakat untuk berpisah.
Setelah 2 bulan menjomblo, aku bertemu mantan selingkuhanku. Meski tak lagi bersama, tapi sikap baiknya tak berubah. Dan konon kabarnya dia masih sendiri juga.
Akhirnya kuputuskan untuk kembali mendekatinya dan membuat komitmen dengannya. Dia tidak menerima tapi juga tidak menolak. Aku tidak putus asa. Aku terus berusaha. Karena setiap kali melihatnya hati kecilku berkata bahwa dia adalah masa depanku. Aku ingin bersamanya hingga akhir hayatku.
Dan masa depanku itu kini berada di depanku. Sibuk dengan kedua anakku...
Aku jadi merasa bersalah karena sedari tadi hanya mengamatinya dan tidak membantunya...
Aku bergegas melangkah menghampirinya. Melihatku, wajahnya menjadi sumringah...
"Itu papa... Papa datang..." ucapnya dengan suara cempreng yang khas.
Dia menyodorkan balita dalam gendongannya padaku. Kusambut putri kecilku, dan kurengkuh mantan selingkuhanku yang kini menjadi istriku dan ibu anak-anakku.
Kucium keningnya dan kubisikkan kata, "kau cintaku, selamanya.."
Matanya yang bening menatapku penuh tanya. Aku hanya mengedipkan sebelah mata.
#portalfiksi #mayzul
Tambahkan Komentar Sembunyikan