Malam terakhir puasa. Aku terlelap di atas tempat tidurku dalam balutan selimut tebal Cardinal. Udara dingin menembus dinding kamarku yang terbuat dari bilah-bilah kayu Tenam. Aku merasa aneh, karena tidak biasanya ada udara dingin mampu menyusup dari sela-selanya. Tapi rasa aneh itu ku abaikan begitu saja.
Tiba-tiba terdengat suara berisik di luar kamar. Ada panggilan-panggilan tak jelas. Kututup kedua telingaku. Tapi sayup-sayup suara itu masih terdengar. Di bawah alam sadarku, aku merasa kalau suara-suara berisik itu terasa janggal. Karena aku tinggal seorang diri di rumah besar itu setelah ditinggal mati ibu tiriku 3 minggu yang lalu. Tapi sekali lagi, rasa janggal itu berhasil kutepis.
Ketika suara bersisik itu tak jua berhenti, aku membuka mataku dengan kesal. Ku tepis selimut yang membalut tubuhku. Kusisir rambutku yang acak-acakan, lalu beranjak menuju pintu. Begitu pintu kubuka, aku melihat ibu tiriku berbaring di lantai dengan kepala menyandar di sofa.
Aku kaget melihatnya. Alam bawah sadarku mengingatkan aku kalau ibu tiriku sudah meinggal dengan tenang. Tapi sebagian kecil dari diriku menyangkal itu. Tidak mungkin aku bisa melihat orang yang sudah meninggal. Aku tidak punya kemampuan itu. Tapi penyangkalan itu tidak meyakinkan. Tiba-tiba aku merasakan sebentuk ketakutan muncul. Rasa takut yang tidak bisa kupahami penyebabnya.
Lalu dengan rasa penasaran aku menanyainya, "mak, kenapa tidur di lantai?"
Ibu tiriku menatapku dengan wajah memelas, "aku kedinginan, May. Tolong selimuti aku!!"
Aku mengangguk, "ok. Tunggu ya...!"
Lalu tanpa pamit aku bergegas keluar rumah menuju rumah adikku yang berada tepat di sebelahku.
Aku berteriak memanggil nama adik lelakiku satu-satunya. Begitu melihatnya aku segera menyuruh dia kerumah untuk menyelimuti emak yang sedang kedinginan. Tanpa tanya adikku bergegas berlari kerumah. Sementara aku masuk kerumah adikku untuk menemui adik iparku.
Melihatku, adik iparku bertanya, "ada apa mbak?"
Aku mengadu, "emak itu lho... minta di selimuti. Kedinginan katanya..."
Selesai aku berkata begitu, ibu tiriku muncul di pintu. Aku merasa heran, kenapa dia yang tadi terlihat lemah dan ringkih tiba-tiba bisa berdiri dengan gagah di depan pintu. Tapi rasa heran itu mengantung tanpa kejelasan ketika sesuatu membuatku terlonjak...
.. bangun dari tidurku. Ternyata aku bermimpi. Tengkuk ku merinding dan bulu kudukku berdiri. Udara yang dalam mimpiku terasa begitu dingin, berubah menjadi hangat.
Aku bergegas bangun untuk menunaikan sholat Isyaku yang terlantar, sekaligus melaksanakan taraweh terakhir. Sepanjang sisa malam itu, aku tidak bisa memejamkan mata lagi. Aku teringat mmpiku dan permintaan ibu tiriku dalam mimpi itu. Entah apa maksud yang tersembunyi di baliknya...
Hanya satu yang aku tahu dengan pasti, bahwa dalam Al Quran di sebutkan, satu-satunya cara seorang manusia yang masih hidup bisa bertemu dengan yang sudah mati adalah melalui mimpi... #CreepyPasta
Hanya satu yang aku tahu dengan pasti, bahwa dalam Al Quran di sebutkan, satu-satunya cara seorang manusia yang masih hidup bisa bertemu dengan yang sudah mati adalah melalui mimpi... #CreepyPasta
Tambahkan Komentar Sembunyikan