Kisah Ustadzah Mumpuni Jualan Es lilin

Kisah Ustadzah Mumpuni Juala Es lilin waktu kecil sangat menginspirasi dan mengharukan. Bisa kalian bayangkan, seberapa besar sih anak SD kelas 3 sampai bisa angon wedus (mengembala kambing) sambil jualan es?

Tapi itulah faktanya, menurut mbak ustadzah Mumpuni. Dia juga sadar kalau ceritanya sulit dipercaya, tapi dia berhasil menyakinkan kalau itu semua benar adanya.  Ddan mau tidak mau, karena penyampaiannya begitu menyakinkah, banyak yang percaya. Termasuk saya.

Saya tidak punya alasan untuk tidak percaya pada cerita hidup orang lain. Apalagi orang itu adalah Mumpuni. Seorang yang sudah di 'create' oleh orang tuanya untuk menjadi seorang penceramah. Dan itu ada konsekuensinya. Tidak boleh ada kebohongan diantaara kita. Karena jejak digital itu kejam. Sekali dia berbohong, dan keahuan khalayak, maka bisa dipastikan karier cemerlangnya akan penuh bullyan.

Wong nggak berbohong aja dia sering dibuli, apalagi kalau ketahuan berbohong kan?

Dan Mumpuni yang cerdas sepertinya sudah tahu itu. Dia berkata kalau dirinya terakhir berbohong itu kelas 3. Semoga itu benar.  Agar hidup dan perjalanan kariernya berjalan mulus dan lancar hingga akhir. Tanpa cela. Sehingga bisa jadi panutan.

Menurut Mumpuni, waktu masih kecil, kelas 3 SD dia sudah membantu orang tuanya dengan berjualan es dan mengembala kambing. Kambingnya ada 43, jantan semua....


Bayangkan, 43 kambing gaesss! Jantaan semua. Anak umur  tahun mengembala kambing jantan 43 ekor... wah, rekor yang sangat fantatis. Pasti itu kambing sangat penurut.

Dan yang bikin aku terharu sampai menitikan air maata adalah ketika aku membayangkan, tangan mungilnya kelelahan karena menggendong termos es.

Sedih tapi menginispirasi. Salut dengan mbak Ustadzah mumpuni. Semoga sehat selalu ya mbak. 

Tambahkan Komentar Sembunyikan

more Quotes