"Dia mantan tunangan suamiku!" ucap Ria menganggetkan aku.
"Yang mana?"
"Yang jualan wafel itu. Makanya kita jangan makan di sana. Kita cari tempat lain saja." Ria menarik tanganku untuk berlalu dari depan kedai Wafel mbak Amy. Padahal aku pingin banget makan di situ. Tapi karena Ria tak mau, terpaksa aku mengikuti keinginannya.
Aku masih shock mengetahui kalau mbak Amy adalah mantan tunangan Robby, suami Ria. Aku mengenal mbak Amy 3 bulan lalu. Dia membeli rumah kecil yang ada di belakang rumahku dan menjadi tetanggaku. Dulunyam hidupnya nomaden, pindah pindah rumah kontrakan.
Begitu kami duduk dan menunggu pesanan wafel di A&W, Ria langsung bercerita tentang mbak Amy. Katanya Amy dulu adalah mantan pacar Robby suaminya. Amy dan Robby sudah tunangan. Tapi ketika Robby menggenal dirinya, Robby langsung mengejarnya dan meninggalkan Amy. Saat itu, Ria sedang tidak punya pacar. Jadi dia mau saja menerima ungkapan cinta Robby dengan syarat Robby harus putus dari Amy dan Robby harus menikah dengannya secepatnya. Karena tahun itu, Ria punya target harus menikah. Entah mengapa, Robby menerima semua syarat Ria. Lalu dia memutuskan Amy dan langsung melamar Ria.
"Si Amy pernah datang dan ingin bicara padaku. Tapi aku menolak bertemu dengannya..." ungkap Ria.
"Kenapa?"
"Robby melarangku bicara dengan Amy. Kata Robby, Amy sedang melancarkan terror untuk menggagalkan pernikahan kami. Amy tidak terima di putusin Robby," jelas Ria, "ntar deh, kalau Robby datang, kita ajak beli wafel disana. Kita akan lihat bagaimana reaksinya. Kira-kira Amy masih ingat aku dan Robby nggak ya?"
"Jangan Ria," larang ku.
"Eh... kenapa emangnya? Kita kan mau beli dagangannya..." sahut Ria cepat, "kamu tahu nggak, aku dengar dia itu masih single lho. Belum menikah. Mungkin tidak ada yang mau dengannya atau dia belum bisa melupakan Robby..."
Ingin aku memberitahu Ria kenapa mbak Amy belum menikah. Tapi melihat senyum yang tersungging di bibir Ria, aku membatalkan niatku. Biarlah, kalau memang Allah berkehendak, dia pasti akan tahu dengan sendirinya mengapa mbak Amy tidak menikah sampai sekarang.
Agar tidak keceplosan, aku menganti topik pembicaraan. Wafel pesanan datang dan kami menyantapnya. Sesekali ku lihat Ria melirik ke arah Amy yang sedang sibuk melayani pembeli. Aku ingin komentar, tapi ku tahan sekuat tenaga. Jangan sampai aku menjadi penyebab ketidak bahagiaan hati sahabatku. Aku dan Ria sudah berteman sejak lama. Dan mbak Amy kini sedang dalam proses menjadi sahabat ku. Aku harus bersikap bijak.
Ku lihat sesekali Ria membalas pesan yang masuk ke hpnya. Dan tak lama kemudian, Robby tiba. Ria langsung bangkit dan menggandeng Robby.
"Aku punya kejutan untuk papa.." ucap Ria sambil tersenyum penuh misteri. Melihat senyumnya perasaanku jadi tidak enak.
"Kejutan apa, ma?"
"Ada dech. Ayo ikut pa..." ajak Ria sambil menggandeng mesra tangga Robby. Dengan enggan dan was-was aku membuntuti langkah keduanya.
Mereka berdua berhenti di depan kedai munggil mbak Amy. Ada lonceng kecil tergeletak di meja. Ria mengambil lonceng itu dan mengoyangnya. Lonceng berbunyi. Sesosok remaja tampan muncul dari balik pintu. Dia menatap Ria dan Robby dengan senyum ramah, "selamat siang.."
Robby membalas sapaan remaja itu, "selamat siang..."
Melihatsenyum remaja itu Riatertegun.
Robby menyentuh mencolek tangan Ria, "mama mau pesan yang mana?"
Ria menatap remaja itu dan Robby bergantian.
Remaja itu mengambil kertas menu dan meletakkanya di meja, "ini om, tante, ada banyak pilihan...."
Melihat Ria masih larut dalam keterkejutannya, aku mengambil inisiatif untuk melihat menu-menu yang di tawarkan. Remaja itu mengenali aku. Dia tersenyum sumringah dan menyapaku, "hai kak May..."
"Hai Gilang..." balasku.
"Sedang shopping kak?" tanyanya sambil menatap belanjaan yang ku tenteng.
Aku mengangguk. Selintas aku melihat lesung pipit di pipi Gilang saat dia tersenyum. Rasa-rasanya aku pernah melihat pipi dengan lesung pipit yang sama. Tapi ntah di mana.
Aku sedang memilih menu yang di tawarkan ketika kundengar suara wanita menyapa, "Gilang, kau masih di sini?"
Aku melihat mbak Amy datang sambil membawa setoples selai Srikaya. Aku menoleh ke arah Robby dan Ria. Robby tersentak kaget. Ria tak kalah shock nya. Wajah cantiknya memucat.
Aku bingung melihat rekasi Robby dan Ria. Aku sudah menduga kalau mereka berdua bakal kaget. Tapi tak menyangkah rekasinya sedahsyat itu.
Ria masih terus menatap Robby dan Gilang bergantian dengan tatapan shock tak percaya. Aku yang ikut-ikutan jadi shock juga. Ku amati raut wajah Robby dan Gilang dengan seksama. Lalu pada postur tubuh keduanya..
Kini aku tahu di mana aku pernah melihat lesung pipit itu....
#portalfiksi #mayzul
NEXT
Tambahkan Komentar Sembunyikan