La Takdziba bag 4

La Takdziba bag 4. #portalfiksi  #mirrorstory  #mayzul

Aku sedang asyik nonton Re-Run Twilight ketika terdengar ketukan di pintu disertai ucapan salam, "Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam...," sahutku sambil bergegas menuju kepintu. Ku intip dari balik korden siapa yang berkunjung. Ternyata mbak Amy. Aku cepat-cepat membukakan pintu dan mempersilahkannya masuk.

"Aku menganggu ya, dik meysha?" tanyanya dengan sungkan.

"Tidak mbak. Ini lagi santai nonton TV. Ayo.... mari silahkan duduk.." aku mempersilahkan mbak Amy duduk.

Mbak Amy duduk di sofa yang bersebarangan dengan ku, sehingga kami berhadapan d an saling pandang.  Ada semburat keraguan di wajahnya yang cantik. Aku mencoba menjadi tuan rumah yang baik dan menanyakan keperluannya.

"Apa yang bisa saya bantu, mbak. Sepertinya kok penting sekali..."  tanyaku memulai pembicaraan.

"Iya, dik. Sebelumnya, mbak minta maaf karena menganggu waktu istirahat dik meysha..." ucap mbak Amy. Lalu mbak Amy mulai mengatakanya keperluannya padaku...

Dia bertanya tentang Robby dan Ria.  Apakah aku mengenal mereka dengan baik? Aku memberitahu mbak Amy kalau Ria teman karibku sejak SMA. Dan Robby adalah suaminya.

"Apakah mbak Amy mengenali mereka?"

"Kenal. Kalau dik Meysha sahabat Ria, pasti dik Meysha sudah tahu perihal mbak dan Robby..." tanyanya.

 Aku mengangguk, "sedikit. Ria memberitahu aku kalau mbak mantan pacarnya mas Robby."

"Bukan hanya mantan pacar, dik. Kami sudah bertunangan. Tapi ternyata.... tidak berjodoh. Dan Robby menikah dengan Ria..." ucapnya ringan sambil tersenyum datar.

"Apakah hanya sebatas bertunangan, mbak?" tanyaku hati-hati.

"Maksud dik Meysha?"

"Gilang??" tanyaku dengan sedikit ragu.

Mbak Amy menunduk tersipu. Beberapa saat dia terdiam. Seolah sedang berupaya menyusun kalimat untuk diucapkan. Aku menunggu dengan sabar dan memberinya kesempatan.  Tak berapa lama kemudian, dia mengangkat wajahnya, menatapku sambil tersenyum jengah....

"Dik Meysha pasti melihat persamaan Gilang dan Robby. Makanya bertanya begini..." ucapnya

Aku mengangguk, "bukan hanya aku, mbak. Ria juga melihat kemiripan itu. Dan kurasa mas Robby juga menyadarinya..."

"Apakah mereka.. Robby dan Ria baik-baik saja?"

"Tidak! Ria sangat marah. Dia merasa kalau Robby telah berbohong padanya tentang mbak Amy. Ria menuntut penjelasan dari Robby. Dan Robby menceritakan semua tentang mbak yang selama ini dia sembunyikan dari Ria," jelasku.

"Jadi selama ini Ria tidak tahu?" guman mbak Amy lirih.

"Tidak tahu apa, mbak?" kejarku.

"Tidak tahu kalau  Robby meninggalkan mbak, ketika mbak mengandung Gilang...." katanya lirih dengan wajah bersemu merah. Aku menggeleng...

Lalu meluncurlah kisah sedih yang sekian lama ditanggungnya seorang diri. Karena hubungannya yang kelewat batas dengan Robby, akhirnya mbak Amy mengandung. Saat itu mereka sudah bertunangan dan akan segera menuju ke pelaminan. Karena itu dia menyerah dengan mudah ketika Robby merayunya dan mengajaknya bercinta. hanya sekali saja. Karena setelah itu, Amy berusaha menjaga dirinya sebaik mungkin agar tidak mengulang dosa yang sama. Setiap Robby merayunya, Amy berhasil mengelak.

Entah mengapa, tiada angin, tiada hujan, tiba-tiba sikap Robby berubah, Dia menjauh dan tak lagi mau menemui Amy. Amy mengira kalau Robby sibuk dengan pekerjaannya. Sampai kemudian dia mendengar kalau Robby akan menikahi wanita lain.

Amy menemui Robby dan menuntut janjinya. Robby mengelak. Ketika Amy memberitahu Robby kalau dirinya hamil. Robby tidak terima dan menuduh Amy mengarang cerita. Amy mengajak Robby ke dokter, tapi Robby menolak. Robby yakin kalau itu yang di kandung Amy bukan anaknya. Amy pasti telah berhubungan dengan pria lain selain dirinya. Karena menurut Robby tidak mungkin Amy hamil karena mereka hanya melakukannya sekali.

Dalam keadaan sedih, kecewa dan tertekan, Amy memutuskan untuk menemui Ria dan memberitahukan tentang kehamilannya. Tapi Ria menolak menemuinya. Berkali-kali dia datang kerumah Ria, tapi pelayannya selalu bilang kalau Ria tidak ada.

"Kenapa mbak tidak menemui keluarganya Ria, ayah atau ibunya.. atau saudara dekatnya untuk memberitahukan kehamilan mbak?" tanyaku penasaran.

"Tidak, dik. Mbak hanya ingin memberitahu Ria saja. Karena ini aib. Mbak tidak ingin ada orang lain tahu. Jika setelah mbak memberitahu Ria tentang kehamilan mbak dan Ria masih terus melanjutkan niatnya untuk menikah dengan Robby, maka tidak ada yang dipermalukan di sini...."

Alangkah mulianya hati mbak Amy. Jika aku dalam posisinya, belum tentu aku bisa bersikap sebijak itu.

"Lalu bagaimana selanjutnya, mbak?"

"Mbak tidak berhasil menemui Ria. Dan Robby pun tetap pada keputusannya. Mbak tidak punya pilihan lain selain pergi mengasingkan diri, sebelum orang-orang tahu kalau mbak hamil. Jangan sampai rumah tangga Robby dan Ria diterpa badai fitnah karena kehamilan mbak. Cukup sekali saja mbak melakukan dosa, tidak ingin menambah dosa lagi..."

"Apakah Gilang tahu kalau Robby ayahnya?"

Mbak Amy menggeleng, "tidak! Gilang tidak tahu. Tapi Gilang tahu kalau dia terlahir dari perbuatan dosa ibunya. Mbak tidak menutup-nutupinya. Dan Gilang bisa menerima kenyataan itu dengan lapang dada..."

"Gilang tidak ingin tahu siapa ayahnya?"

"Sejauh ini, dia tidak pernah bertanya atau punya niat untuk menemui papanya. Dia terlihat puas dengan kehidupan yang di jalaninya.."

"Kalau seumpamanya Robby ingin mengakui Gilang sebagai anaknya bagaimana?" tanyaku ingin mengetahui reaksi mbak Amy.

"Itu hak Robby dan Gilang. Tapi mbak tidak akan ikut campur dalam urusan itu. Gilang sudah besar, dia bisa mengambil keputusannya sendiri."

Aku salut dengan pemikiran mbak Amy. Dalam penderitaanya dia masih bisa bersikap bijak dan terbuka pada anaknya. Bayangkan gaes, kalau kita berada di posisinya, belum tentu kita bisa berpikir sebijak itu. Kita pasti akan membuat orang lain tidak bahagia karena telah membuat diri kita susah. tapi mbak Amy..... entah istilah apa yang tepat untuknya.



Tambahkan Komentar Sembunyikan

more Quotes