Sedang asyik menganalisa hubungan mbak Amy, Robby dan Gilang, terdengar suara klakson mobil di luar. Aku bangkit dari sofa menuju ke jendela. Aku melihat mobil Ria terparkir di halaman.
Si empunya mobil masih berada di belakang kemudi dengan wajah sayu seperti orang habis menangis. Aku segera membuka pintu. Melihatku, Ria bergegas turun dari mobil dan menghambur memeluk ku.
"Meysha..."
"Kenapa Ria? Apa yang terjadi?" tanyaku sedikit binggung. Ada banyak kemungkinan yang muncul di kepalaku. Tapi lebih baik aku bertanya saja daripada menduga-duga.
Ria masih sesengukkan. Ku kunci pintu mobil Ria pakai remote yang kuambil dari tangannya. Lalu aku membimbingnya masuk kedalam rumah. Didalam Ria menangis sepuas-puasnya sambil membebel.
Aku mencoba menenangkan Ria, "berhentilah menangis dulu. Ceritakan apa yang sudah yang terjadi?"
Sekuat tenaga Ria coba menghentikan tangisnya. Aku mengambilkan air minum dan menyuruhnya minum dulu. Ria menurut. Aku duduk disamping Ria, menunggu tanggisnya reda. Setelah dia berhasil mengontrol diri, Ria langsung bercerita....
"Kau ingat apa yang ku katakan tentang Amy? bahwa dia itu mantan tunangannya Robby?" tanya Ria. Aku mengangguk.
"Bukan hanya mantan saja. Keduanya pernah tidur bersama." ungkap Ria. Entah mengapa aku kok tidak kaget mendengarnya.
"Kau tahu darimana?"
"Aku memaksa Robby menceritakan semuanya..."
Jadi, sebelum menikah dengan Ria, Robby sudah bertunangan dan berhubungan sangat dalam dengan Amy. Keduanya bahkan sudah pernah tidur bersama, meski cuma sekali. Lalu Robby bertemu Ria dan keduanya saling jatuh cinta. Ketika Robby mengutarakan perasaan cintanya pada Ria, Ria menolak. Karena Ria tidak ingin berhubungan dengan kekasih wanita lain. Robby mengaku sudah putus dengan tunangannya. Karena tunangannya tidak setia. Ria percaya saja dengan cerita Robby dan menerima Robby dan meminta Robby segera melamarnya. Karena dia punya target ingin menikah tahun itu juga.
Amy yang mendengar kalau Robby akan menikahi perempuan lain mendatanginya dan memberitahu kalau dirinya hamil. Tapi Robby menolak mengakui janin dalam rahim Amy sebagai anaknya. Karena menurut Robby tidak mungkin Amy bisa hamil, karena mereka berhubungan intim satu kali saja. Robby curiga kalau Amy ada main dengan pria lain selain dirinya dan menduga kalau dirinya hanya di jadikan kambing hitam.
Amy berkeras ingin bertemu dengan Ria dan ingin memberitahukan kehamilannya. Tapi Robby melarang. Amy memaksa. Robby tak punya cara lain selain melarang Ria menemui Amy. Karena Amy ingin meneror dirinya dan ingin merusak rencana pernikahan mereka.
"Bodohnya... aku percaya begitu saja pada omongan Robby. Beberapa kali Amy datang kerumah dan ingin bicara padaku. Tapi aku tak mau menemuinya dan menyuruh orang mengusirnya. Andai saat itu aku memberinya kesempatan untuk bicara..."
"Mungkin saja Gilang dan Robby kebetulan mirip. Kamu kan sering lihat ada bayi yang lahir mirip artis pujaan orang tuanya atau mirip orang yang di benci ibunya saat hamil. Bisa aja kan?"
"Meysha Lestari! Kau jangan coba mengalihkan perhatianku dengan kasus-kasus receh seperti itu! Kau tahu tidak ada yang kebetulan dalam ceritaku ini.." sergah Ria.
"Maksudku..."
"Aku paham benar maksudmu. Kau ingin menepiskan kemungkinan kalau Gilang adalah anak Robby? Aku yakin Gilang anak Robby! Robby mengakui sendiri kalau Amy pernah mendatanginya dan bilang kalau dirinya hamil anak Robby. Robby saja yang tidak mau mengakui!"
"Lalu maumu apa? Itu kejadian sudah sangat lama. Sepertinya mbak Amy pun tidak mengenali Robby lagi. Kau ingat bagaimana reaksinya saat melihatmu dan Robby di kedai tadi? Biasa saja kan? Seperti melayani pembeli lainnya. Sudahlah... lupakan yang sudah terjadi."
"Tidak bisa! Aku harus menyelesaikannya persoalan ini sampai tuntas. Robby telah membuat kesalahan. Aku tidak ingin puteriku mengalami nasib yang sama. Aku harus memperbaikinya sekarang. Sebelum terlambat."
Tambahkan Komentar Sembunyikan