Malam pertama tiba. ...
Pelayan dukun memberikan sobekan foto Nisa pada anjing untuk di mana. Begitu anjing memakan foto itu, santet pun mulai bekerja.
Ceyda yang buta sedang menyisir raambut neneknya yang lumpuh total. Tiba-tiba mulut si nenek terbuka lebar dan matanya terbelalak.
Diluar rumah, Kudret sedang minum-minum bersama hafiz sambil meluahkan isi hatinya. Di rumah, Nisa berangkat tidur. Aznur sedang berada dalam bis. Dia teringat kataa-kata dukun bahwa Nisa akan mati sebelum malam ke 5 dan seluruh keturunannya juga akan terhapus. Aznur seperti tersadar dan merasa ngeri dengan apa yang akan terjadi. Karena Ceyda, keponakannya akan ikut mati bersama Nisa dan keluarganya.
Tengah malam, jam beker Nisa berdering. Nisa bangun untuk melaksanakan sholat malam. Baru selesai salam, sebuah kepala babi jatuh dari atap tepat di depannya. Nisa menjerit ketakutan dan mundur kepintu. lalu kepala babi yang lain pun berjatuhan. Nisa berlari keluar dan mengunci pintu sambil berteriak ngeri.
Esok paginya, saat merapikan tempat tidur Ceyda, Nisa mendengar suara-suara yaang sayup-sayup memanggil namanya. Nisa melihat sekeliling untuk mencari asal suara. Dia melongok ke bawah tempat tidur dan menemukan boneka Ceyda.
Nisa mengambil boneka itu dan menatapnya dengan lega. Tiba-tiba ada satu tarikan sihir yang membuat Nisa mengambil gunting dan memotong rambut boneka dengan paksa. Nisa mencoba menepis tarikan sihir itu, tapi dia tak kuat melawannya. Sambil menangis Nisa memasukan guntingan rambut boneka ke mulutnya. Berkali-kali, sampai tersedak dan sesak nafas. Lalu dia memuntahkan cairan berbusa dan tergeletak di lantai tak berdaya.
Malamnya, Aznur terlihat sedang merokok di kamarnya. Suara dukun yang memberitahu kalau Nisa akan mati sebelum malam kelima terus terngiang-ngiang di telinganya.
Ceyda sedang membaca buku berhurup brailey diruang keluarga. Kudret sedang mengerjakan sesautu di meja makan. Nisa datang membawa minuman. Nisa memberitahu Kuldret kalau dia ingin bicara berdua. Kuldret menyuruh Nisa bicara saat itu juga.
Nisa memberitahu Kuldret apa yang terjadi setelah dia mengerjaakan sholat malam. Kuldret malam menyalahkan Nisa yang terlalu rajin mengerjakan sholat dan mulai mengkhayalkan yang tidak-tidak.
Nisa meminta Kuldret tidak berteriak di depan Ceyda, "ini tidak ada hubungannya dengan sholat.."
Kuldret tetap pada pendapatnya, karena kejadian pelik itu terjadi saat Nisa selesai Sholaat. Kuldret mengejek Nisa yang sholat karena ingin masuk surga. Kuldret menuduh Nisa sudah gila.
Aznur yang berdiri di depan rumah Kuldret mendengar pertengkaran itu. Dia bersembunyi ketika melihat Kuldret keluar rumah dengan wajah marah.
Malam kedua.....
Aznur segera pergi dari depan rumah Kuldret. Aznur berjalan di jalan sepi, dia di kagetkan oleh sesuatu yang melata melintas didepannya. Dengan ketakutan, Aznur bergegas pulang. Sampai di rumah, mertua Aznur menegur Aznur karena pulang malam-malam. Dengan kasar Aznur memberitahu ibu mertuanya kalau dia baru pulang dari rumah Nisa untuk berbincang-bincang.
Tengah malam, Aznur terbangun dari tidurnya saat mendengar suara aneh. Aznur menatap sekeliling dan melihat seseorang sedang menghantuk-hantukan kepalanya ke cermin di kamar mandi. Aznur mengenali oraang itu. Dia adalah Ali Ismail, almarhum suaminya. Aznur terduduk sambil menjerit kaget, "ALi Ismail..."
Ali Ismail menoleh kearah Aznur. Mukanya penuh darah yang bercucuran. Dengan marah dia memberitahu Aznur kalau dirinya bunuh diri karena Aznur. Karena Aznur tak mencintainya dan hanya sayang pada Kudret saja. Ali Ismail menunjukan bagaimana dia bunuh diri. Dia mengiris nadi tangannya dengan silet. Darah pun muncrat keluar. Aznur menjerit. Ali Ismail menghampiri Aznur dengan silet yang terhunus. Dia hendak mengerat Aznur seperti dia mengerat dirinya. Aznur menjadi histeris.
Ibu Mertua membuka pintu dan menghidupkan lampu. Kengerian itupun lenyap seketika. Semua normal-normal saja. Ibu mertua bertanya dengan cemas, "Aznur? Apa yang terjadi?" Aznur menatap sekeliling dan menjawab kalau dirinya mimpi buruk.
Ibu mertua terlihat cemas dan bertanya apakah Aznur baik-baik saja. Aznur kesal dan menyuruh mertuanya pergi. Ibu mertua pergi sehabis mematikan lampu.
Setelah mertuanya pergi, Aznur menghidupkan lampu meja dan turun dari tempat tidur. Saat kakinya menyentuh lantai, dia berteiak kesakitan. Aznur melihat tapak kakinya teriris dan berdarah. Aznur kaget. Dia menatap lantai dan menemukan sebuah silet yang tajam. Aznur mengambil silet itu dengan wajah heran campur seram. Dia menatap sekeliling dengan wajah ketakutan.
Meski dihantui hal-hal aneh dan tak wajar, tapi Nisa menjalankan rutinitasnya seperti biasa. Setelah mengantar Ceyda ke sekolah, Nisa memandikan ibunya. Mengganti pakaiannya dan menghidupkan musik klasik kesukaan sang ibu. Setelah semuanya selesai, Nisa pamit untuk membuang air mandi dan akan kembali sambil membawa teh linden. Sebelum pergi, Nisa mencium kening ibunya dengan penuh kasih sayang.
Sebelum ke kamar mandi di lantai bawah, Nisa mampir ke dapur dulu. Dia mengaduk teh Linden yang sedang di rebus diatas kompor. Setelah itu baru dia melanjutkan membuang air mandi ke kamar mandi di lantai bawah.
Ketika Nisa pergi ke bawa, ibu Nisa yang lumpuh total, tiba-tiba terbangun. Dia berjalan keluar dan menuju dapur. Nisa muncul. Dia kaget melihat ibunya bisa berjalan dan berada di dapur. Belum hilang rasa kagetnya, tiba-tiba si ibu mengambil panci berisi air teh yang mendidih dan menyiramkan ke kepalanya.
Meyaksikan itu, Nisa menjerit histeris. Tubuh si ibu terkapar di lantai dengan wajah meleleh. Nisa meratap memanggil ibunya yang merenggang nyawa.
Setelah proses pemakama, malamnya di lakukan tahlilan dengan membaca Yasin. Banyak orang datang mengucapkan bela sungkawa. Termasuk Aznur dan mertuanya. Mertua Aznur meminta Nisa agar tabah dan menerima musibah itu. Nisa mengungkapkan keheranannya, bagaimana ibunya yang lumpuh bisa berjalan kedapur dan menyakiti dirinya sendiri. Padahal dirinya sudah menjaga dan merawat ibunya dengan baik.
Mertua Aznur melerang Aznur menyalahkan dirinya sendiri. Anaknya Ali Ismail juga meninggal secara mengejutkan. Mertua Aznur meminta Nisa untuk mendoakan keduanya semoga roh mereka di terima Allah.
Aznur menghampiri Ceyda dan mencium keningnya. Aznur menawarkan diri untuk mengantar Ceyda masuk kedalam. Tapi Ceyda menolak dengan ketus, "saya mau duduk di sini.."
Malam ketiga....
Ceyda duduk ditempat tidur memeluk lutut sambil menangis. Kudret berada di luar pintu menghabiskan rokoknya. Setelah hisapan terakhir dia membuang rokoknya dan mengeluarkan kunci untuk membuka pintu. Tapi pintu tak mau terbuka. Kuldret memanggil nama Nisa dengaan suara pelan. Tapi tak ada sahutan. Kuldret terus memanggil. Semakin lama semakin keras suaranya. Tetap tak ada sahutan....
NEXT
Tambahkan Komentar Sembunyikan