Sumbang Gengsi

Sumbang Gengsi adalah istilah baru yang saya ciptakan setelah melihat fenomena mak-mak rempong sibuk menghitung besarnya sumbangan yang mereka keluarkan jika ada tetangga sedang punya hajat. 

Sudah menjadi tradisi dalam hidup bermasyarakat jika hajatan maka tetangga kanan-kiri akan di undang. Yang di undang akan datang dengan membawa buah tangga yang di sebut dengan istilah menyumbang  atau dalam bahasa jawa di sebut Bhowo.

Sumbangan yang di berikan bisa berupa uang yang di masuk kan amplop (ngamplop) atau bahan-bahan mentah ataupun kue mue. Besarnya beragam. Jika mengamplop maka minimal adalah Rp 50.000 ribu. Jika membawa baskom yang berisi bahan mentah maka besarnya tergantung dari bahan-bahan yang di bawa.

Biasanya bahan mentah yang di bawa berupa:

1kg Beras  =  Rp10 ribu
Mie /bihun= Rp 20 ribu
1ekor Ayam  = Rp 70 ribu
Kelapa = Rp 500
--------------------------------+
total :   Rp 105.000 

Sedangkan kalau membawa kue mue, biasanya di hitung perbiji atau per mika. Untuk sebuah bolu karamel spesial ukuran loyang 28cm harganya Rp 60 ribu. Jika anda membawa 2 buah, maka sudah Rp 120 ribu. bagaimana kalau 3 atau 4? tinggal dikalikan saja.

Dari ketiga jenis sumbangan itu yang paling bergengsi adalah yang membawa baskom. Selain di padang keren, berkat yang di bawa pulang pun di bedakan. Apalagi kalau membawa ayam. Pulangnya pasti di bawain daging ayam yang besar. Meski itu tidak selalu, alias tergantung kebijaksanaan Sahibul hajat.

Padahal kalau di lihat dari nilainya, yang membawa kue yang harus merogph kocek lebih besar. tapi gengsinya masih kalah dari yang membawa baskom. Mengapa?

Mungkin karena membawa baskom dan mencari isinya yang beragam lebih menyita waktu daripada sekedar membawa amplop ataupun membawa kantong plastik berisi kue mueh...  mungkin lho ya...! Mungkin!

Tambahkan Komentar Sembunyikan

more Quotes