Hukum Membuka Aib dan Keburukan Orang Lain

Hukum Membuka Aib dan Keburukan Orang Lain. Membicarakan AIB orang lain bukan Ghibah?? Kata siapa?

Tengah Malam tadi, saya tersentak, ketika membaca sebuah status teman Muslim yang di share oleh banyak muslim lainnya. Statusnya sangat sederhana. Saya tidak tahu apakah itu status buatannya sendiri atau hasil copas punya orang. Itu tidak masalah, karena yang akan saya bahas adalah isi status itu, bukan asalnya atau di tujukan untuk siapa. 

Status itu berbunyi: “Seandainya Membuka AIB dan KeZholiman penguasa yang merugikan Agama, Bangsa dan Negara adalah Ghibah, Niscaya ALLAH tidak akan menceritakan Firaun dan Namrudz dalam Al Quran.” 

Lalu di bawahnya muncul banyak komen yang mendukung dengan pernyataan tersebut dan merasa berkewajiban untuk membuka aib dan kedzoliman penguasa dan yakin kalau perbuatannya itu tidak berdosa berdasarkan status di atas. 

Sekarang mari kita pilah satu persatu: 

Dari Status: 
1. Allah = Pencipta Manusia, 
2. Namrud dan Firaun = Manusia 
👉Allah membuka Aib Namrud & Firaun dalam Al Quran sebagai pembelajaran dan peringatan untuk manusia agar tidak meniru sikap dan perbuatan keduanya. 

Kenyataanya: 
1. Kita = Manusia 
2. Penguasa = Manusia 
👉 Manusia membuka aib & keburukan manusia lainnya, agar manusia-manusia yang lain tidak berpihak padanya. 

Sampai sini, bisa Anda lihat, ada penyamaan Allah dan Manusia (1 dan 1). Manusia boleh membuka aib orang lain karena Allah juga melakukannya. 

Sederhananya, jika saya bertanya: “Kenapa Anda membicarakan aib orang?” 
Maka orang itu akan menjawab: “Karena Allah juga membicarakan aib Firaun dan Nambrud dalam Al Quran. "
Jangan membandingkan Allah dengan Anda / Kita !
Menyamakan Allah atau apapun yang merupakan ciptaanya adalah perbuatan Syirik. 
Dan Syirik itu adalah dosa besar. 

Itu yang ingin saya ingatkan di sini. Allah berhak membicarakan Namrud, Firaun, Abu Lahab dan lain-lain dan tidak termasuk Ghibah, karena Dia penciptanya, DIA tidak dikenakan hukum AL Quran dan sejenisnya. 

Tapi kita siapa? Kita adalah manusia… dan Allah telah memerintahkan kita agar menjauhi Ghibah dan Fitnah.

Larangannya yang jelas dan Gamblang tertera dalam QS. AL Hujurat:12 yang berbunyi:

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ 

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang“. (QS. Al-Hujurat : 12). 

Apa yang di bicarakan Allah tentang Namrud &Firaun dalam Al Quran adalah kebenaran Mutlak, tanpa Prasangka, Dugaan atau Kira-kira. Karena Allah Maha Tahu. 

Tapi YAKINKAH Anda bahwa apa yang Anda bicara tentang orang lain / Penguasa yang Dzolim itu adalah yang sebenarnya? Bukan berdasarkan prasangka, dugaan atau perkiraan yang di dasari oleh rasa benci, kesal dan ketidaksukaan?? 

Karena membicarakan keburukan dan Aib orang lain itu tidak ada Benarnya. Jika yang kita katakan salah, maka akan jadi Fitnah, bahkan jika yang kita katakan itu benar sesuai kenyataannya, maka termasuk Ghibah. Dan jika kita tidak ikut membicarakan tapi ikut membagikannya, maka sudah tercatat sebagai Dosa jariyah

Teman-teman, Muslim yang satu dengan yang lain adalah Saudara. Dan sebagai saudara wajib untuk saling mengingatkan! 

NB: Pak Harto mantan presiden kita. Banyak kebaikan yang telah di lakukannya. Tapi jika ada keburukan yang beliau lakukan, maka itu sudah fitrahnya. Karena tidak ada manusia yang sempurna. Beliau tidak mungkin bisa menyenangkan semua orang.  

Tambahkan Komentar Sembunyikan

more Quotes