Sebenarnya, dulu judul blog ini adalah "OPINI YANG MENYAYAT HATI". Karena apa yang tertuang di sini pasti tentang ungkapan yang menyayat hati... (bagi mereka yang tidak seia sekata..). Tapi terpaksa di ganti karena ... ya karena May Zulaikha bukan Meysha Lestari, hadi nggak perlu puitis dan melabel diri sendiri menjadi "ulat bulu yang penuh rindu" .. siapa juga yang akan merindukan ulat bulu? Gatal!!
Lupakan Ulat bulu. Ada banyak hal lain yang patut di perhatikan, di renungkan lalu di ulas. Dulu kata penista Agama... jadi trend. Sekarang ada lagi istilah #PRIBUMI yang membuat kisruh.
Oalaaah... Apa sih yg salah dengan istilah Pribumi?? Kok jadi trend?
Menurut bahasa,
Pribumi 👉 warga / penduduk asli yg lahir di suatu tempat di mana nenek moyangnya juga adalah penduduk asli tempat itu secara turun temurun.
Jadi, jangan mau di politisasi dengan istilah pribumi... Karena tidak ada yg salah dengan istilah #pribumi.
Sekarang ini bukan lagi zaman kolonial, di mana pribumi tertindas dan pendatang kolonial di mulyakan. Itu politik 'divided et impera yg kotor..' yg tujuannya adalah menindas pribumi & menguasai tanah mereka..
Zaman modern gini masih ribut kata pribumi? Kapan majunya..?
Makanya #NGOPI dulu. Jangan suka terbawa arus...
~Menurut sensus penduduk Indonesia, 90% warga negara Indonesia adalah Pribumi dan sisanya adalah Pendatang, Blasteran dan Naturalisasi.. ~
Istilah pribumi di gunakan untuk membedakan warga asli dengan pendatang & blasteran.
Klu kemudian penjabat menggunakan istilah warga pribumi dan ingin mensejahterakan mrk, salahnya dimana? Ini kan hanya mengkhususan saja... kalimat panjangnya
=> penjabat tersebut ingin agar warga negara asli Indonesia alias Pribumi di utamakan dan dan di sejahterakan, sementara warga negara lain yang pendatang dan Blasteran sudah banyak yang sejahtera, jadi tak perlu di pikirkan lagi..
Pernyataan ini bener atau tidak?
Gitu aja kok rame. Jangan mau di pecah belah oleh istilah.
Kita semua adalah warga Indonesia. Bedanya, saya pribumi dan mereka pendatang. Mereka membeli tanah, kita mendapat warisan...
Salahnya dimana,?
Ayo sekarang NGOPI dulu biar terbuka pemikirannya...
Tambahkan Komentar Sembunyikan