11 Fase Hidup Manusia Menurut Falsafah Jawa

Setiap makhluk hidup memiliki fase kehidupan.  Jangankan manusia,  bakteri yg merupakan Jasad Renikpun memiliki fase kehidupan.

Selama ini kita hanya mengenal fase hidup manusia secara kasat mata, sejak manusia terlahir dari rahim ibundanya hingga kembali ke pangkuan Ilahi. Setidaknya ada 6 yaitu Bayi 👉 Balita 👉 anak-anak 👉 Remaja 👉 Dewasa 👉 Manula.

Fase yang 6 ini terlalu sedikit jika di bandingkan dengan Fase Hidup Manusia menurut Falsafah jawa. 

Dalam Falsafah Jawa,  FASE HIDUP MANUSIA ada 11, yaitu:

1. Maskumambang
Simbol fase ruh/kandungan dimana kita masih "mengapung" atau "kumambang" di alam ruh dan kemudian di dalam kandungan yang gelap.

2. Mijil
Mijil artinya keluar. Ini adalah fase bayi, dimana kita mulai mengenal kehidupan dunia. Kita belajar bertahan di alam baru.

3. Sinom
Sinom adalah masa muda, masa dimana kita tumbuh berkembang mengenal hal-hal baru.

4. Kinanthi
Ini adalah masa pencarian jati diri, pencarian cita-cita dan makna diri.

5. Asmaradhana
Fase paling dinamik dan berapi-api dalam pencarian cinta dan teman hidup.

6. Gambuh
Fase dimulainya kehidupan keluarga dengan ikatan pernikahan suci (gambuh). Menyatukan visi dan misi cinta kasih

7. Dhandang Gula
Ini adalah fase puncak kesuksesan secara fisik dan materi (dhandang = bejana). Namun selain kenikmatan gula (manisnya) hidup, semestinya diimbangi pula dengan kenikmatan rohani dan spiritual.

8. Durma
Fase dimana kehidupan harus lebih banyak didermakan untuk orang lain, bukan mencari kenikmatan hidup lagi (gula). Ini adalah fase bertindak sosial. Dan berkumpul dengan teman-teman seperjuangan, bersosialisasi.

9. Pangkur
Ini adalah fase uzlah (pangkur-menghindar), fase menyepi, fase kontemplasi, mendekatkan diri kepada Gusti Allah. Menjauhkan diri dari gemerlapnya hidup.

10. Megatruh
Ini fase penutup kehidupan dunia, dimana Ruh (Roh) meninggalkan badan (megat : memisahkan). Fase awal dari perjalanan menuju keabadian.

11. Pucung
Fase kembali kepada Allah, Sang Murbeng Dumadi, Sangkan Paraning Dumadi. Diawali menjadi pocong (jenazah), ditanya seperti lagu pucung yang  berisi pertanyaan. Fase menuju kebahagiaan sejati, bertemu dengan yang Maha Suci.

Dan pertanyaanya adalah:
Saat ini Panjenengan (Anda) berada di tahap mana?

Temukan jawabannya dan silahkan renungkan. Semoga bermanfaat.

Kalimat bijak:

"Yèn wong Jowo ojo lali lan ilang Jowoné."

Thx to mbak Diah Ilmi Hamidi. 

Tambahkan Komentar Sembunyikan

more Quotes